Sabtu, 20 Mei 2017

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Sumber Gambar : Google
Membudidayakan jamur tiram memang menjanjikan untung besar bagi pelakunya. Selain permintaan pasar yang cenderung meningkat setiap harinya, jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Sehingga tidak heran bila saat ini banyak masyarakat yang mulai tertarik untuk membudidayakan jamur tiram sebagai peluang usaha.
Pada dasarnya habitat jamur tiram berada di daerah yang sejuk seperti di kawasan pegunungan maupun hutan. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, kini jamur tiram mulai dibudidayakan masyarakat dengan bantuan media tanam buatan berupa baglog. Baik dalam skala kecil/rumah tangga maupun dalam skala besar berupa industri budidaya jamur tiram.
Beberapa jenis jamur tiram yang dapat dibudidayakan antara lain tiram putih (pleurotus ostreatus), jamur tiram abu-abu (pleurotus sajorcaju), jamur tiram coklat  (pleurotus cystidiosus), jamur tiram merah (pleurotus flabellatus), serta jamur tiram kuning (pleurotus sp.). Meskipun begitu, di Indonesia sendiri jenis jamur tiram yang banyak dibudidayakan adalah jamur tiram yang berwarna putih atau white oyster. Untuk bisa sukses membudidayakan jamur tiram, berikut kami informasikan beberapa tahapan yang perlu disiapkan.
Jamur tiram banyak dibudidayakan di wilayah Kecamatan Pasirjambu dan Kecamatan Ciwidey. Bahkan di beberapa desa ada yang sudah diolah menjadi abon jamur.

Tahapan Menyiapkan Bibit
Sebelum fokus memulai teknik budidaya jamur tiram, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu bibit jamur yang akan digunakan. Dalam mempersiapkan bibit jamur ada beberapa rangkaian proses yang perlu Anda lakukan, seperti menyiapkan media biakan, pengambilan eksplan, dan inokulasi eksplan yang semuanya membutuhkan ketepatan dan ketelitian. Apabila Anda kurang teliti maka resikonya pertumbuhan miselium tidak bisa maksimal, sehingga kualitas bibit yang dihasilkan juga kurang bagus. Karena itu, bagi Anda yang kesulitan dalam membuat bibit murni (bibit F1) sendiri. Lebih baik Anda membeli bibit jamur F2, F3 atau F4 melalui beberapa supplier yang terpercaya. Misalnya saja seperti di laboratorium mikrobiologi/biologi yang dikembangkan perguruan tinggi atau perusahaan jamur skala besar yang ada di sekitar Anda.

Tahapan Budidaya
Ketika bibit jamur sudah disiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menanam bibit F4 ke media tanam hingga jamur yang dibudidayakan bisa diambil hasil panennya. Cara budidaya jamur tiram yang bisa Anda jalankan antara lain sebagai berikut :
1.    Menyiapkan media tanam
Media tanam yang dapat Anda gunakan untuk membudidayakan jamur adalah substrat berupa serbuk gergaji kayu (80%) yang dicampurkan dengan bekatul (10-15%), kapur (3%), dan air secukupnya (kandungan 40-60%). Campuran media tanam tersebut biasa disebut dengan istilah baglog jamur.

2.    Fermentasi
Tahapan fermentasi media tanam jamur perlu dilakukan sebelum media tersebut digunakan. Fermentasi dilakukan dengan cara mendiamkannya selama 5-10 hari, agar terjadi pelapukan atau pengomposan media yang lebih cepat. Pada proses ini suhu media akan meningkat sampai 70°C, dan selama proses tersebut harus dilakukan pembalikan media setiap harinya agar pelapukan bisa merata ke seluruh bagian media. Proses ini penting untuk mematikan jamur liar yang mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi selesai apabila media sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.

3.    Sterilisasi
Selanjutnya media tanam bisa dimasukan dalam kantong plastik jenis polipropilen hingga mendekati penuh dan pada bagian atas dipasang ring sehingga berbentuk seperti botol atau baglog. Pada bagian ring disumbat dengan kapas dan dipasang penutup baglog agar saat proses sterilisasi (pengukusan atau pengovenan) media tidak kemasukan air. Sterilisasi secara sederhana dapat dilakukan dengan cara mengukus baglog, manfaatkan panas uap air dengan suhu 95-110°C dalam kurun waktu 8 sampai 10 jam.

4.    Inokulasi
Baglog jamur yang sudah disterilisasi selanjutnya dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan selama 24 jam unutuk mengembalikan media ke suhu normal. Ruang inokulasi harus steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Apabila suhu media telah kembali normal, maka proses penanaman bibit jamur bisa dilaksanakan. Ambilah botol bibit F3, semprotkan alkohol ke botol tersebut lalu panaskan mulut botol di atas api spritus hingga kapas pada tutup jamur terbakar, lalu matikan apinya. Kemudian penyumbat kapas dibuka dan bibit diaduk dengan menggunakan kawat yang sudah disterilkan diatas api. Terakhir, masukan bibit jamur sekitar 10 gram ke baglog hingga lehernya penuh, dan tutup kembali dengan kapas.

5.    Inkubasi
Tahapan kelima yaitu inkubasi atau pemeraman agar bibit jamur yang telah ditanam segera ditumbuhi miselium. Idealnya ruang inkubasi yang dibutuhkan memiliki suhu sekitar 24-29°C, tingkat kelembapan 90-100%, intensitas cahaya 500-1.000 lux dan sirkulasi udara 1 sampai 2 jam. Umumnya pertumbuhan miselium hingga merata membutuhkan waktu 15-30 hari di ruang inkubasi, apabila miselium sudah tumbuh merata maka baglog jamur sudah bisa dipindahkan di kumbung jamur untuk dibudidayakan.

6.    Budidaya di kumbung jamur
Bila baglog jamur telah ditumbuhi miselium secara merata, itu artinya jamur tiram siap untuk dibudidayakan. Lubangi baglog di beberapa tempat dengan menggunakan silet atau pisau yang sudah disterilkan. Biasanya jamur tiram akan tumbuh setelah 1 sampai 2 bulan ditempatka di kumbung jamur. Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembapan kumbung jamur, idealnya pada bisnis budidaya jamur tiram penyiraman bisa dilakukan hingga 3 kali sehari yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore. Selama satu periode tanam, jamur tiram dapat dipanen 4-8 kali disesuaikan dengan kondisi yang ada disekitar kumbung jamur.

Sumber :
www.bisnisukm.com
Wawan, pelaku usaha budidaya jamur tiram di Kecamatan Ciwidey.


Penulis : Benyamin Dwi Putra, S.Pt. (THL-TBPP Kec. Ciwidey UPT PPP Ciwidey)

1 komentar:

  1. Kak kalau mau beli bibit jamur
    Di mna ya dan harga nya berapa ??
    Saya dari cianjur
    Mohon di balaas

    BalasHapus